Singaraja, Humas KONI Buleleng – KONI Buleleng melibatkan 20
orang pelatih renang yang bernaung di bawah Pengkab Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PRSI) untuk mengikuti coaching clinic. Kegiatan peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) berlangsung selama tiga hari yang dimulai Jumat
(30/6/2023) sampai Minggu (2/7/2023). KONI Buleleng pun mendatangkan pelatih
renang internasional Mohamad Yunus, S.Pd M.M.
Ketua KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja mengatakan, ada tiga
pertimbangan dilaksanakannya pelatihan ini.
Cabor renang dipilih sebagai percontohan karena sudah memiliki venue
kolam renang berstandar nasional. Selain juga SDM atlet yang tidak susah
ditemukan di Buleleng. Namun dari hasil evaluasi cabor renang Buleleng mengacu
pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) beberapa tahun terakhir terus
mengalami penurunan.
“Buleleng pernah berjaya merebut 8 medali emas, kemudian
jadi 5, 3, terakhir Porprov 2022 nol medali emas. Hasil diskusi kami juga cabor
renang perlu intervensi dari KONI karena ada keluhan dari orang tua dan
masyarakat beberapa atlet renang mengalami cedera,” ucap Wiratmaja.
Setelah mendapatkan penyegaran ilmu diharapkan seluruh
pelatih renang memiliki semangat kembali untuk membina atlet-atlet. Wiratmaja
pun dengan langkah awal ini cabor renang kembali berjaya di Porprov 2025
mendatang dengan perolehan minimal 10 persen dari total medali yang
diperebutkan.
“Jika program di renang ini sukses sesuai apa yang kita
harapkan, kembali kita akan lirik cabor lainnya, sehingga semuanya bisa berprestasi,”
terang Wiratmaja.
Sementara itu pemateri Mohamad Yunus, S.Pd M.M, mengatakan
selama tiga hari penuh, pelatih renang Buleleng akan diberikan 3 materi pokok,
meliputi system energy, pengembangan fisik dan pengembangan skil dan teknik di
olahraga renang. Pelatih professional asal Kota Tangerang Selatan ini
mengatakan dalam pelatihan yang diberikan, akan mengacu pada data yang ada di
Pengkab Renang dan KONI Buleleng.
“Renang itu olahraga terukur, sehingga harus mengacu pada
data waktu terbaik dari masing-masing atlet, kalau ada komparasi dengan atlet
kabupaten lain gap nya berapa jauh,” ungkap Yunus.
Pembinaan cabor renang di daerah-daerah disebutnya sering
terjadi karena belum adanya parameter penguji dan cara mengukur potensi dan
perkembangan atlet. Hal itu disebutnya sangat penting untuk menentukan atlet
yang akan diturunkan di event dan nomor pertandingan yang berpotensi meraih
medali. (*)