Singaraja, Humas | Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Buleleng kembali melakukan penguatan kapasitas pelatih di masing-masing cabang olahraga. Kali ini Pelatihan Pelatihan Basic Level Pelatih Mental Olahraga, digelar untuk dapat mencetak atlet bermental juara. Pelatihan ini gelar selama dua hari yakni dari 16-17 November 2024 di SMKN 3 Singaraja.
Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang pelatih dari cabor yang bernaung di bawah KONI Buleleng. Mereka mendapatkan ilmu tambahan dari sejumlah mentor Asosiasi Pelatih Mental Olahraga Nasional (APMOI). Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja saat membuka pelatihan mengatakan, dalam mencetak atlet berprestasi ada sejumlah persoalan yang dihadapi.
Salah satunya atlet mengalami kritis saat bertanding menghadapi lawan, karena tidak kuat secara mental. Sehingga perlu ada penguatan mental atlet untuk dapat meraih juara. Kendala seperti ini disebut Wiratmaja sering terjadi di lapangan, sehingga perlu ada pembenahan dan penyempurnaan pola pembinaan.
“Pelatih itu tidak hanya sebagai manajer perencanaan, tetapi juga menjadi pembimbing dan teman atlet. Seorang pelatih sangat dibutuhkan untuk mengatur irama, ritme dan emosi atlet terumaha saat menghadapi pertandingan. Selama ini kelemahan atlet, banyak yang kritis saat bertanding. Ini perlu ketahanan mental untuk dapat meraih juara,” ucap Wiratmaja.
Dia pun berharap, setelah mendapatkan pelatihan ini, pelatih bisa langsung menerapkannya dalam pembinaan dan Latihan atlet. Sehingga atlet benar-benar dilatih memiliki mental yang kuat dan mental juara. Penguatan ini juga persiapan KONI Buleleng menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali tahun 2025 mendatang.
Sementara itu Wakil Ketua II KONI Buleleng Dr dr Made Budiawan mengatakan, dalam pembibitan dan pembinaan prestasi atlet banyak hal yang harus dipertimbangkan. Tidak hanya kesehatan, kekuatan dan kemampuan fisik, tetapi juga kekuatan mental.
“Pelatih yang hadir hari ini dari latar belakang berbeda-beda. Tetapi yang sangat membanggakan yang hadir saat ini minimal sudah bergelar akademik, sarjana bahkan ada sudah magister, artinya sudah memiliki modal dasar yang baik sebagai pelatih,” ucap Budiawan.*